Cendekiawan muslim sekaligus tokoh nasional, Dawam Rahardjo meninggal dunia, Rabu (30/5) malam. Dawam meninggal pada pukul 21.55 WIB di RSI Jakarta pada usia 77 tahun.
Kabar berpulangnya figur yang juga pernah aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu disampaikan oleh aktivis Islam, Zuhairi Misrawi. Zuhairi melalui akun twitternya @zuhairimisrawi menuliskan ungkapan bela sungkawa terhadap Dawam.
“Duka yang amat mendalam atas kepergian Mas Dawam Raharjo. Guru kaum muda cendekiawan Muslim. Dari almarhum lahirlah para pemikir dan aktivis negeri ini. Selamat jalan, Mas. Lakal Fatihah,” tulis Zuhairi.
Saat ini jenazah Damam telah disemayamkan di rumah duka Komplek Billymoon, Jl. Kelapa Kuning III Blok F 1 No. 2, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Untuk diketahui, Dawam merupakan tokoh Muhammadiyah yang dikenal kritis terhadap diskriminasi terhadap pemeluk Ahmadiyah di Indonesia.
Ia dikenal konsisten membela prinsip-prinsip kesetaraan dan pluralisme seperti mendiang Yap Thiam Hien. Akibat pembelaannya terhadap Ahmadiyah, Muhammadiyah memecat keanggotaannya secara tak langsung.
Dawam juga banyak menulis buku-buku, baik tentang ekonomi maupun tentang agama Islam. Dawam pernah menjadi ketua ICMI se-Indonesia, pemimpin Jurnal Ilmu dan Kebudayaan Ulumul Qur’an, dan ketua yayasan ELSAF (Lembaga Studi Agama dan Filsafat).
Selain itu, Dawam juga pernah berkarir sebagai Staf di Departemen Kredit Bank of America, Jakarta pada 1969. Namun, dua tahun kemudian, ia memutuskan berhenti.
Selepas dari Bank of America, Dawam kemudian bergabung di LP3ES (Lembaga Penelitian dan Pembangunan Ekonomi-Sosial) sebagai staf peneliti.
Posisinya terus naik hingga menjadi Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan hingga menjadi direktur. Pada saat di LP3ES inilah, pengetahuan Dawam Rahardjo tentang ekonomi kerakyatan bertambah. Sejak itu, tulisan maupun esai Dawam Rahardjo mengenai ekonomi dan politik tersebar di media massa.

No comments:
Post a Comment