Mantan pemain Arema, Noh Alam Shah, pada pekan lalu dikabarkan meninggalkan. Tentu saja hal itu sangat mengejutkan sebab faktanya ia masih sehat bugar seperti hari-hari sebelumnya.Array
Kejadian itu bermula saat eks pesepak bola Singapura, yang punya nama mirip Noh, yakni Nur Alam Shah, tutup usia. Mantan pemain Woodlands Wellington itu meninggal dunia dalam usia 38 tahun akibat serangan jantung.
Persoalan muncul saat satu di antara media besar di Malaysia, mengunggah berita duka itu, dengan mengira Noh Alam Shah yang meninggal alih-alih Nur Alam Shah.
Sontak, keluarga Noh Alam Shah tersentak kaget dan kebingungan. Seperti dilansir dari Straits Times, Senin (21/5/2018), ibunda mantan pemain Arema itu langsung lemas dan meminta putrinya (adik Noh Alam Shah) untuk menghubungi telepon sang kakak.
Kondisi semakin tak menentu lantaran Noh Alam Shah tak segera mengangkat telepon, membuat keluarga semakin panik. Dua putra Noh Alam Shah juga jadi "korban" kekeliruan itu. Saat tiba di sekolah, keduanya mendapat ucapan dukacita dari teman-teman mereka.
Media massa Malaysia itu diketahui langsung menarik artikel itu dan meminta maaf atas kekeliruan tersebut, beberapa menit setelah artikel itu diunggah. Tetapi, pembaca sudah ada yang menyimpan unggahan tersebut.
"Banyak orang menelpon saya, Jumat lalu, tak lama setelah artikel online itu muncul. Saya memahami kebingungan ini karena kemiripan nama kami," kata Noh Alam Shah.
Mantan pemain yang baru saja menjabat sebagai asisten manajer Timnas Singapura itu menambahkan setidaknya ada sekitar 200 pesan melalui WhatsApp yang diterimanya sejak "berita kematiannya" menyebar.
Meski ia dan keluarga harus menjalani kejadian tak menyenangkan akibat kekeliruan itu, penyerang yang mengoleksi 35 gol dalam 80 penampilan bersama The Lions itu justru mengambil sisi positif insiden ini.
Noh Alam Shah mengungkap ia jadi mengenal Nur Alam Shah, yang tutup usia pada Jumat pekan lalu itu. Noh berujar sebelumnya ia tak mengenal almarhum.
Namun, karena kejadian ini, ia jadi mengetahui, almarhum meninggal dunia di saat ia sedang berjuang mengumpulkan dana untuk biaya operasi sang anak yang menderita penyakit jantung langka.
Sebelumnya, almarhum sudah kehilangan putrinya karena penyakit yang sama saat berusia lima bulan. Itulah mengapa, almarhum yang semasa hidup jadi supir setelah gantung sepatu, berupaya agar putranya yang berusia empat tahun tetap bertahan.
Almarhum menargetkan mendapatkan sumbangan setidaknya sebesar 120 ribu dolar singapura, dan saat ia tutup usia, jumlah sumbangan baru mencapat 58 ribu.
Mendengar hal ini, Noh Alam Shah ikut terketuk. "Saya tidak mengenal almarhum, tapi seluruh perhatian semestinya ditujukan kepada istri almarhum, putra, serta keluarga mereka, bukan kepada saya," ujarnya.
"Membantu mereka paling tidak jadi hal yang bisa saya lakukan," imbuh Noh Alam Shah.
Kondisi semakin tak menentu lantaran Noh Alam Shah tak segera mengangkat telepon, membuat keluarga semakin panik. Dua putra Noh Alam Shah juga jadi "korban" kekeliruan itu. Saat tiba di sekolah, keduanya mendapat ucapan dukacita dari teman-teman mereka.
Media massa Malaysia itu diketahui langsung menarik artikel itu dan meminta maaf atas kekeliruan tersebut, beberapa menit setelah artikel itu diunggah. Tetapi, pembaca sudah ada yang menyimpan unggahan tersebut.
"Banyak orang menelpon saya, Jumat lalu, tak lama setelah artikel online itu muncul. Saya memahami kebingungan ini karena kemiripan nama kami," kata Noh Alam Shah.
Mantan pemain yang baru saja menjabat sebagai asisten manajer Timnas Singapura itu menambahkan setidaknya ada sekitar 200 pesan melalui WhatsApp yang diterimanya sejak "berita kematiannya" menyebar.
Meski ia dan keluarga harus menjalani kejadian tak menyenangkan akibat kekeliruan itu, penyerang yang mengoleksi 35 gol dalam 80 penampilan bersama The Lions itu justru mengambil sisi positif insiden ini.
Noh Alam Shah mengungkap ia jadi mengenal Nur Alam Shah, yang tutup usia pada Jumat pekan lalu itu. Noh berujar sebelumnya ia tak mengenal almarhum.
Namun, karena kejadian ini, ia jadi mengetahui, almarhum meninggal dunia di saat ia sedang berjuang mengumpulkan dana untuk biaya operasi sang anak yang menderita penyakit jantung langka.
Sebelumnya, almarhum sudah kehilangan putrinya karena penyakit yang sama saat berusia lima bulan. Itulah mengapa, almarhum yang semasa hidup jadi supir setelah gantung sepatu, berupaya agar putranya yang berusia empat tahun tetap bertahan.
Almarhum menargetkan mendapatkan sumbangan setidaknya sebesar 120 ribu dolar singapura, dan saat ia tutup usia, jumlah sumbangan baru mencapat 58 ribu.
Mendengar hal ini, Noh Alam Shah ikut terketuk. "Saya tidak mengenal almarhum, tapi seluruh perhatian semestinya ditujukan kepada istri almarhum, putra, serta keluarga mereka, bukan kepada saya," ujarnya.
"Membantu mereka paling tidak jadi hal yang bisa saya lakukan," imbuh Noh Alam Shah.
No comments:
Post a Comment