Kelebihan bobot tubuh, dari kegemukan biasa hingga obesitas, merupakan topik yang banyak diulas dalam artikel-artikel gaya hidup dan kesehatan. Berbagai solusi mengatasi problem tersebut sudah sangat banyak ditulis. Kini muncul informasi mengenai diet dengan minum air panas/hangat.
Blog caralangsing.net, misalnya, menulis begini: "Diet air panas/hangat dilakukan dengan mengonsumsi air panas/hangat setelah bangun tidur sebanyak 2 gelas dan sebelum mandi. Air panas dipercaya dapat meningkatkan suhu tubuh serta kecepatan metabolisme dalam tubuh. Sehingga pembakaran lemak dapat terjadi lebih cepat dan tubuh dapat langsing dengan cepat."
Situs dietsehat.co.id juga memberi informasi serupa. Salah satu artikel di situs itu menyebut begini: "Khasiat air hangat untuk diet, sudah dibuktikan oleh para profesor di Virginia Tech. Mereka mengungkapkan bahwa konsumsi 2 gelas air putih hangat sebelum Anda makan bisa menghilangkan 75-90 kalori yang berlebihan."
Simak apa yang ditulis dalam salah satu artikel di situs dokter.id: "Meminum air hangat sebelum sarapan akan mengurangi jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh kita pada hari itu. Tetapi studi membuktikan bahwa hal tersebut hanya efektif pada usia di atas 35 tahun ke atas. Minum air hangat juga akan mengurangi nafsu makan, menghidrasi tubuh Anda dan lebih cepat dicerna tubuh Anda dibandingkan air dingin."
Studi Dari Brenda M Davy & Boschmann M
Bersama sejumlah koleganya, Brenda M Davy dari Department of Human Nutrition, Foods and Exercise, Virginia Polytechnic Institute and State University pernah mempublikasikan hasil studi mengenai konsumsi air dan penurunan bobot badan. Hasil studi itu terbit di jurnal Obesity (2010, Silver Spring). Mereka mencoba membuktikan bahwa “konsumsi air secara akut mampu mengurangi asupan energi makanan di antara orang dewasa setengah baya dan lebih tua”. Air yang dimaksud dalam studi ini dimaknai sebagai air saja – tanpa keterangan air panas/hangat.
Brenda dkk., melakukan pengujian dengan dua sampel kelompok partisipan. Satu kelompok partisipan berjumlah 23 orang diminta konsisten mengkonsumsi air selama program diet berlangsung. Sementara 25 orang lain masuk dalam kelompok partisipan non-konsumsi air. Sampel Brenda dkk., itu adalah perempuan dan laki-laki dengan usia 55-75 tahun dengan kadar kegemukan indeks massa tubuh (BMI) 25–40 kg/m dan tidak merokok.Setelah 12 pekan, Brenda dkk., menemukan adanya penurunan bobot badan kelompok pertama yang mencapai 44% lebih besar daripada kelompok non-konsumsi air.
Namun ada catatan tambahan yang sangat penting: pengujian yang dilakukan Brenda dkk., tersebut dikombinasikan dengan program diet hypocaloric. Artinya praktik mengkonsumsi 500 ml air sebelum menyantap makanan utama sehari-hari itu tidak berdiri sendiri. Hasil lebih spesifiknya begini: pada orang dewasa setengah baya dan lebih tua, konsumsi air sebelum makan mengarah ke penurunan bobot badan yang lebih besar dari sekadar diet hypocaloric saja. Kombinasi itulah yang membawa Brenda, dkk., pada kesimpulan: pengurangan porsi makan terjadi setelah partisipan minum air sebelum makan.
Sebelumnya, pada 2003, studi dari Boschmann M., dkk., (Franz-Volhard Clinical Research Center and Helios-Klinikum-Berlin, Humboldt-University) menemukan pengeluaran energi sebagai dampak minum air per hari.
Studi Boschmann menggunakan 14 partisipan sehat dengan bobot badan normal. Partisipan itu terdiri dari tujuh laki-laki dan tujuh wanita. Partisipan laki-laki: usia, 29 ± 3 tahun; indeks massa tubuh (BMI), 24,20 ± 0,94 kg / m 2; sementara partisipan perempuan: usia, 27 ± 2 tahun; BMI, 20,80 ± 0,88 kg / m 2; P <0,05 untuk BMI.
Studi itu menemukan bahwa minum 500 ml air dapat meningkatkan tingkat metabolisme hingga 30%. Peningkatan terjadi dalam 10 menit dan mencapai maksimum setelah 30-40 menit. Proses inilah yang disebut efek termogenik air. Hasil dari respon peningkatan metabolisme itu senilai dengan sekitar 100 kJ. Dengan asumsi orang minum 2 liter air per hari, akan didapatkan pengeluaran energi sekitar 400 kJ. Studi juga menyimpulkan efek termogenik air ini harus dipertimbangkan ketika memperkirakan pengeluaran energi, terutama selama program penurunan bobot badan.
Perlu Tahu Dahulu Penyebab Kegemukan
Dokter Spesialis Gizi Klinik Dr. dr Inge Permadhi, MS, SpGK(K) menyatakan bahwa air panas/hangat sebagai penyebab menurunnya bobot badan hanyalah mitos.
“Itu tidak mungkinlah. Kita mesti tahu dulu penyebab gemuknya karena apa, dan diet dikembalikan lagi ke sana [penyebabnya]. Tidak pernah air [panas/hangat] disebut penyebab kegemukan,” ucap Inge kepada Tirto (21/5).
Inge menggarisbawahi seseorang tidak bisa begitu saja melakukan diet ini dan itu. Perlu diketahui terlebih dahulu penyebab seseorang mengalami kegemukan. Informasi soal penyebab kegemukan itu, menurut Inge, adalah informasi sangat penting.
“Orang menjadi gemuk itu ada sebabnya. Penyebabnya genetik, mungkin. Penyakit juga mungkin. Tetapi yang paling banyak itu 90 persen pola hidup yang salah, ketika asupan lebih banyak daripada energi yang dikeluarkan, sehingga ditumpuk oleh tubuh,” jelas Inge.
Dr. Diana F. Suganda, M.Kes, SpGK menjelaskan bahwa seseorang yang hendak melakukan program penurunan badan perlu paham soal kebutuhan kalori sehari-hari.
“Intinya, kan, sebenarnya kalau mau program penurunan berat badan yang dihitung adalah defisit kalori. Kalori yang masuk itu harus lebih sedikit daripada kalori yang dibutuhkan tubuh,” ucap dr. Diana kepada Tirto (21/5).
Dokter Spesialis Gizi Klinik itu menjelaskan rata-rata jumlah kebutuhan kalori harian perempuan adalah 1.500, sementara laki-laki dapat mencapai 1.700-1.900. Itu pun masih perlu menghitung variabel lain, misalnya tinggi badan. Umumnya, asupan seseorang setiap hari berpeluang melebihi standar kebutuhan itu. Kelebihan kalori itulah yang per harinya akan bertumpuk, dan dapat berakibat kegemukan. Namun prosesnya membutuhkan waktu alias tidak seketika, plus dengan kondisi tubuh tertentu.
Meminum Air Panas/Hangat Timbulkan Rasa Kenyang
Minum air panas/hangat sebelum menyantap makanan membantu orang merasakan kenyang sehingga bisa berpengaruh terhadap porsi makanan yang disantap. Tak penting air itu hangat/panas, konsumsi air (baik panas/hangat dan biasa) sebelum makan dengan sendirinya mengurangi nafsu makan.
“Dengan meminum air putih [baik panas/hangat dan biasa] sebelum makan, kita menekan nafsu makan. Karena lambung sudah keburu terisi. Terasa kenyang. Pada saat makan, porsinya bisa berkurang. Jadi total asupan yang masuk pun berkurang. Dalam jangka panjang bisa mengurangi berat badan,” jelas dr Diana.
Catatan lain dari dr. Inge, segala material yang masuk ke dalam tubuh seseorang, baik dalam bentuk makanan atau minuman, suhunya akan menyesuaikan. Artinya, suhu panas/hangat dari makanan atau minuman cuma sebentar. Setelah air panas/hangat dikonsumsi dan masuk ke dalam tubuh, suhunya akan berubah. Jadi suhu hangat/panas itu sebenarnya tidak lama.
“Air itu yang paling kita minum adalah air hangat, kira-kira, paling hangat sampai ke kerongkongan, kemudian lambung ada rasa sedikit, tapi terus hilang. Nah, apakah air itu tetap panas atau tetap dingin? Segala sesuatu makanan yang kita makan itu hanya berasa sebentar, kemudian disesuaikan dengan tubuh,” jelas dr.Inge.
Kedua dokter sepakat program diet untuk tiap orang bisa berlainan. Masing-masing punya kebutuhan dan punya konteks penyakit yang berbeda. Prinsip diet sebenarnya adalah mengatur gizi yang seimbang, dan setiap orang perlu melakukan pengukuran porporsi gizi yang seimbang itu.
sumber : tirto.com
No comments:
Post a Comment